BAITUL ARQOM GURU MUHAMMADIYAH SE-DKI
JAKARTA
“ Bekerja dan mengabdi bersama
Muhammadiyah “
Oleh : Irfan, S.Pd
Pengkaderan merupakan
tonggak penting dalam eksistensi sebuah organisasi. Besar tidaknya sebuah
organisasi dapat dilihat dari sukses tidaknya pengkaderan yang telah dilakukan.
Muhammadiyah merupakan salah satu organisasi besar yang ada di Indonesia. Hal ini
dikarenakan konsistensi yang tinggi dalam pengkaderan. Seperti yang dilakukan
beberapa waktu yang lalu. Muhammadiyah melaksanakan kegiatan Baitul Arqom yang
diikuti oleh guru SD, SMP, dan SMU Muhammadiyah se-DKI Jakarta. Acara di
laksanakan di Hotel karwika selama tiga hari, sejak tanggal 10 Maret 2017
sampai dengan tanggal 12 Maret 2017.
SD Muhammadiyah 09 plus
Duren Sawit mengutus dua orang kader yakni penulis sendiri dan Bpk. Zainul,
S.Pd.I. Dengan di utusnya dua orang kader ini diharapkan mampu menjadi
perwakilan dari seluruh kader di SD Muhammadiyah 09 Duren Sawit sehingga dapat
mencapai tujuan dakwah Muhammadiyah melalui pendidikan secara maksimal dengan
cara atau metode yang tepat.
Acara dibuka oleh ketua
PWM DKI Jakarta yang diwakili oleh Bpk. Drs. Abu Bakar. MM. Dalam sambutannya,
beliau memaparkan mengenai perbedaan pandangan yang terdapat dalam persyarikatan
dan amal usaha. Problematika tersebut disebabkan oleh perbedaan niat dan
pandangan dari kepala sekolah dan guru. Oleh karena itu kesamaan visi dan misi
merupakan perjuangan seluruh kader Muhammadiyah untuk menanamkan ideologi Muhammadiyah
dan bermuhammadiyah kepada seluruh muridnya.
Dakwah merupakan salah
satu gerakan muhammadiyah yang memerlukan sinergitas sebagai kunci
kesuksesannya yakni sinergi diantara lembaga pendidikan, guru, karyawan dan
persyarikatan. Kompetensi guru sangat dibutuhkan dalam revitalisasi pendidikan Muhammadiyah
sebagaimana yang dipaparkan oleh Dr. H. Edi Sukardi, MPd. bahwa kompetensi guru
yang harus dimiliki sebagai agen pembelajaran adalah kompetensi pedagogik,
kepribadian, sosial dan professional.
Komunikasi dalam
pengajaran juga harus dikuasai oleh seorang guru yakni komunikasi secara verbal
dan non verbal ( Dr Endang Surahman, MA ). Penguasaan komunikasi dapat
meminimalisir kerusakan sistem gerakan terutama dalam hal budaya materi yang
mengalahkan budaya ruhani. Sehingga tugas guru di Muhammadiyah harus selalu
mengutamakan nilai, Islam, dan berkemajuan serta selalu mengedepankan pedoman
hidup Islam warga Muhammadiyah.
EmoticonEmoticon